Try to GuuGling aja...

Sabtu, 08 Mei 2010

My Autobiography - 23/2/2010


1. MASA LAHIR

Senin itu di kota Ambon, tanggal 15 Mei 1989, bendera setengah tiang menghiasi sepanjang kota menyambut hari patimura. Bersamaan dengan itu saya terlahir ke dunia ini, terlahir dengan isak tangis seorang bayi mensyukuri rahmat yang Allah S.W.T berikan. Fatra Firdaus Saputra Syafril, adalah nama yang orang tua saya berikan. arti kata Fatra sendiri memiliki 2 makna, yang pertama fatra sebagai kenangan saya yang lahir bertepatan dengan hari patmura, karena Fatra memiliki kesamaan bunyi dengan singkatan patimura. sedangkan arti kedua memiliki makna singkatan dari "jaVA-sumaTRA" yang diubah menjadi Fatra. Hal tersebut menandakan bahwa dalam darah saya mengalir dara Jawa dari ibu dan Sumatra dari ayah. arti kata Firdaus sendiri adalah nama surga, sedangkan Saputra Syafril memiliki arti putra dari Syafril, ayah saya. Jadi keseluruhan arti nama saya ialah telah lahir seorang Fatra, putra dari H.Syafril dan Hj. Lilik S. yang merupakan surga kebahagiaan orang tua ku, dan semoga pada Firdaus lah saya akan kembali

2. MASA BALITA

Ketika umur 40 hari, saya dibawa ke tanaha kelahiran ibu, tepatnya di Blitar - Jawa timur. Saya dititipkan kepada nenek dan keluarga besar disana karena Ibu dan Ayah harus mengurus beberapa usaha yang telah lama dirintis di kota Ambon. Oleh karena itu kesibukan Ibu saya yang pulang pergi Blitar - Ambon,Saya hanya meminum ASi kurang lebih 1 tahun saja, dan dilanjutkan dengan susu Formula dan makanan bayi.

ketika berumur 9 bulan, saya mulai berbicara layaknya seperti bayi - bayi lain yang belajar berbicara.setelah umur saya mencapai 14 bulan saya sudah mulai berjalan dengan sebelumnya saya merangkak namun langsung menggunakan ujung kaki, oleh karena itu saya sempat terjatuh dan bibir saya sebelah kanan bawah harus dijahit. Saya juga sempat masuk rumah sakit saat usia saya 17 bulan hanya karena sariawan. Saya juga pernah tersiram air panah hingga kulit tubuh meleleh dan terkelupas, kejadian itu tepat pada saat Hari Raya Iedul Qurban. Bagian badan saya terkelupas tetapi untungnya tidak mengenai wajah. Butuh waktu yang lumayan lama saya mendapat terapi penyembuhan kulit, Alhamdullilah kulit saya tumbuh seperti sedia kala.

Akhirnya saya kembali diambil Ayah untuk ikut ke Ambon pada umur 2,6 tahun, dan dibesarkan Orang tua disana. Disana ada beberapa saudara sepupuku yang sebaya dan ada yang lebih tua 1 tahun dari saya. Di Ambon, saya selalu diajak ke Toko milik orang tua saya dan begitu seterusnya hingga beranjak 4 tahun, saya jarang memiliki teman sebaya saat itu, dengan kompleks pertokoan yang berada di dalam sebuah Mall, tidak banyak anak kecil yang berada disana, hanya terkadang anak pemilik toko sebelah yang main ke toko dan bermain bersama, atau kalau tidak, ku dibawa ke rumah makan yang kami miliki, disana hampir setia sabtu dan minggu, anak pemilik rumah makan di sebelah kami datang dan kadang mengajakku bermain berlari kesana kemari di pinggir jalan. Banyak waktu yang saya habiskan dengan pegawai toko saya, bergaul dengan orang - orang yang lebih dewasa dan mengamati mereka. Saya sangat bersyukur dari mereka tidak ada yang mengajarkan kejelekan kepada saya, maka banyak pengetahuan yang saya dapatkan dari mereka. Jika tidak ada yang dapat menaggapi saya, saya mulai mencari dan belajar sendiri, mulai dari mebeli buku - buku bergambar, buku cerita yang selalu menemani kesendirian saya hingga menemukan ide - ide membuat permainan - permainan dari barang - barang bekas di toko seperti kardus ataupun lainnya.

Di umur 5 tahun saya masuk Taman Anak - Anak Al - Hilal 1, disana layaknya anak lain saya mulai belajar mengenal berbagai macam pengetahuan yang lebih luas lagi. Saya juga pernah di hukum saat awal bersekolah di TK. Karena saat itu saya 1 kelas dengan seorang sepupu yang sebaya, dia mengajak saya mengorbrol ketika ibu guru saya bernama ibu Wati,sedang menerangkan sehingga saya dihukum berdiri didepan kelas. Saat itu ibu mengetahui kejadian tersebut merasa tidak senang karena mengingat saya baru masuk dan belum banyak mengerti tapi langsung dihukum tanpa diberi pengertian terlebih dahulu. Ibu langsung memindahkan kelas saya di kelas lain yang tidak diajar oleh ibu itu. Namun kelucuan justru terjadi jauh setelah kejadian itu berlangsung lama, ketika TK kami hendak mengikuti lomba disuatu tempat yang agak jauh, kami membantu dengan menyediakan transportasi, saat itu yang menyetir adalah paman saya dan kebetulan ibu wati juga ikut mengantarkan, dari situlah ibu guru saya berkenalan dengan paman dan akhirnya menikah.



3. MASA ANAK -ANAK

Setelah lulus TK Al - Hilal 1, saya langsung melanjutkan di Sekolah Dasar Al - Hilal 1, disana ada pembagian masuk sekolah, 2 minggu masuk pagi, 2 minggu berikutnya masuk siang. waktu sebelum berangkat sekolah hingga pulang sekolah saya habiskan di toko. Saya hanya berada dirumah bersama keluarga pada malam hari, sehingga belajar dan mengerjakan PR (Pekerjaan Rumah) pun saya lakukan di toko. Saat itu toko kami memang sengaja tidak diberi televisi sehingga belajar saya tidak terganggu oleh acara - acara TV. Untuk menonton TV saya sering menumpang ke tetangga toko, itupun hanya 1 film yang saya sukai. Hal tersebut cukup membantu, nilai saya cukup memuaskan. Namun saya masih merasa kurang maksimal, mungkin karena saya terkadang ketinggalan beberapa pelajaran karena sering ijin ikut Ayah bisnis keluar pulau. Bahkan pernah saya ijin hingga 1 minggu karena ikut Ayah ke pulau karena waktu itu mendadak ada masalah pada usaha speedboat dan bus kami di sebuah pulau bernama pulau seram, tak jauh dari pulau ambon. Karena mendadak, saya tidak membawa persiapan untuk belajar sehingga saya harus mengejar ketinggalan saya.

Tahun 1998, menyisahkan kenangan tersendiri bagi saya, saat itu terjadi kerusuhan di kota Ambon, pagi itu baru saja kami selesai menunaikan shalat ied, ayah melihat orang berlari membawa parang. Saat itu mulailah peperangan dimulai, banyak rumah dirusak, toko - toko dibakar, orang - orang dibunuh, semua membuat saya yang berumur 9 tahun shock. saya terpaksa berhenti sekolah karena sekolah saya telah rata dengan tanah, 1 minggu saya tidak nafsu makan. Dengan mempertimbangkan pendidikan saya juga, akhirnya saya dikirim ke Blitar lagi untuk melanjutkan sekolah disana. Awalnya saya kesulitan beradaptasi karena bahasa yang berbeda dan kondisi lokasi yang jauh berbeda dari Ambon. Ayah saya masih tetap berada di Ambon bersama ibu, dan Saya akhirnya pindah ke sebuah dasar,SDN Babadan I wlingi, disana saya memulai kembali lembar baru perjalanan hidup saya. Disana, saya agak kesulitan mengejar pelajarqan yang memang telah tertinggal cukup jauh mengingat saya di Ambon telah lama meninggalkan sekolah, ditambah lagi disana merupakan SD terfavorit sehingga para siswanya pun merupakan siswa pilihan membuat nilai saya pun anjlok. Memasuki tahun ajaran di kelas 5, kembali terjadi peristiwa yang cukup memukul. Ayah saya yang sakit dan dibawa ke Padang pada akhirnya meninggal, semua itu cukup merubah sikap saya, saya yang di kelas seorang yang rame, akhirnya menjadi pendiam dan bisa lebih menghargai hidup ini. Hingga Akhirnya di kelas 6, ada seorang teman yang sempat meremehkan dan menghina saya. Ia mengatakan dengan kemampuan saya yang seperti ini saya tidak akan bisa masuk ke SMP 1 Wlingi, tentu hal tersebut membakar amarah saya, maka yang saya dapat lakukan adalah membenahi diri. Saya mulai belajar dengan giat dan keras, dan yang masih saya ingat hingga kini ialah guru matematika saya, bapak Djono, dimana diakhir jam sekolah, saya pernah menyita waktu beliau untuk menerangkan kembali beberapa hal yang memang belum saya mengerti dan malu untuk saya tanyakan pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Dari situ saya semakn paham dan lebih mengerti, sehingga saya dapat lulus dengan hasil yang sangat memuaskan hingga dapat diterima di SMP 1 Wlingi, tapi tidak dengan teman yang mengejek saya tadi.



4. MASA REMAJA

Di SMP, saya mulai merangkai keberhasilan dengan belajar dengan sungguh - sungguh. Meski saya tidak pernah mengikuti lomba - lomba olimpiade pelajaran atau semacamnya, karena saya belum merasa mampu dan masih merasa takut untuk tampil di umum, namun sedikit demi sedikit saya mulai mengikuti kegiatan - kegiatan yang diselenggarakan oleh SMP saya walau hanya karnaval dan lomba baris atau semacamnya. Waktu itu memang trauma saya masih agak membuat saya merasa tidak percaya diri untuk terbuka secara umum. Hingga saya dekat dengan kepala sekolah saya, saya berterima kasih banyak kepada Bapak Isbah Salimi karena berkat beliau saya juga mulai berubah ke arah yang lebih baik dan tidak lagi merasa minder,tampaknya belia memang mengerti masalah yang saya hadapi atas trauma masa lalu saya dan beliau tidak kenal lelah memotivasi saya. Awal mulanya dari saya diminta untuk mendampingi beliau pada saat karnaval di SMP dan terus berlanjut menjadi icon karnaval bersama beliau di setian karnaval SMP yang diadakan, beliau bahkan menyempatkan mengantar saya pulang dan mampir hanya untuk memotivasi saya. Beliau adalah bapak bagi saya yang membuat banyak perubahan dalam hidup saya yang nantinya akan berpengaruh pada masa - masa sesudah itu.

5. MASA MENJELANG DEWASA

SMA 1 Talun merupakan SMA favorit yang ingin saya masuki, berbekal ilmu yang saya persiapkan, akhirnya saya dapat bersekolah disana. Banyak perubahan yang terjadi disana, awal masuk ketika diadakan MOS (Masa Orientasi Siswa) banyak dilakukan pembekalan - pembekalan. Saya mulai berfikir, bahwa jika saya masih tetap seperti saya yang SMP dahulu, saya tidak akan maju, sekarang akan tercipta cerita yang baru seiring dengan dimulainya masuk SMA. Saya yang dulu kurang percaya diri berfikir, percuma jika kepandaian dan kreativitaas yang saya miliki hanya saya simpan seperti dulu tanpa saya komunikasikan, dan saya memutuskan untuk berubah. Dari situlah saya mulai memberanikan diri ikut ambil bagian dari debat yang diadakan pada saat pembekalan MOS dan menguasai perdebatan. Dengan tinggi saya yang sekitar 180an dan kemampuan komunikasi yang saya miliki, saya akhirnya direkrut menjadi Paskibra. Jika mengingat saya dulu pernah ketakutan dan terpaksa mmengibarkan bendera di SMP, sekarang malah mahir dan ketagihan untuk mengambil peran dalam setiap upacara. Di awal tahun ajaran itu pula saya akhirnya lolos pada pemilihan OSIS dan menjabat wakil seksi bidang II yang membidangi paskibra. Disinilah awal mula karir yang akan saya bangun. Di OSIS lah awal saya mengasal ketrampilan berkomunikasi dan berorganisasi, hingga kelas 2 kembali dipercayakan di OSIS sebagai sekretaris umum membuat pelajaran saya sedikit terganggu, kelelahan membuat saya terasa agak kesusahan mengejar pelajara, namun untungnya masih bisa bertahan dengan nilai yang lumayan memuaskan.

setelah lulus SMA, saya mengikuti spmb, keinginan saya dapat berkuliah di universitas Indonesia. Namun sayang,saya tidak lolos untuk berkuliah di UI, tapi keluarga tetap menginginkanku berkuliah di Jakarta agar mudah diawasi oleh keluarga, kebetulan paman telah lama tinggal di jakarta. Akhirnya saya menemuka kampus Gunadarma ini, Universitas swasta yang terakreditasi A khususnya untuk bidang yang saya minati, yakni Komputer. Hari - hari pertama di kampus begitu terasa berbeda dengan yang ada di SMA dulu. Dan saya mulai terbiasa dengan suasana kuliah ini. semester demi semester telah saya lewati, semakin dekat pula saya dengan gerbang kelulusan. saat ini saya harus berjuang menghadapi semester 6 ini dengan semangat, dan saya tidak boleh menyerah dan tidak akan menyerah berlari meraih masa depan saya, hingga detik ini pun saya harus terus semangat, dalam menyelesaikan tugas bahasa indonesia, menulis autobiogaphy ini.



referensi : Berdasarkan pengalaman Pribadi, cerita orang tua dan orang - orang terdekat saya.

Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO

Tidak ada komentar:

Posting Komentar